Shalat hajat
Shalat sunnah hajat dan dhuha adalah salah satu shalat sunnah
yang sangat dianjurkan dalam Islam. Rasulullah saja selalu melaksanakan ibadah
tersebut dan diikuti
generasi berikutnya di zaman Khulafa Rasyidin.. Keampuhan doa hajat dan masa ke masa
menampakkan eksistensi nyata di lapangan.
Tidak sedikit dari umat umat Islam yang telah merasakan mukjizat
shalat hajat dan dhuha. “Siapa yang memunyai kebutuhan
(hajat) kepada Allah, maka wudhulah dengan sebaik-baik wudhu. Kemudian shalat dua rakaat (shalat hajat),
lalu memuji kepada Allah, mengucapkan salawat kepada Nabi saw Setelah itu, mengucapkan
“Laa illah illallohul haliimul kariimu, subhaanallah ... (HR
Tirmidzi dan Ibnu Majah)
Abu
Sirah an-Nakh’iy berkata, “Seorang laki-laki menempuh perjalanan dari Yaman. Di
tengah perjalan keledainya mati. Kemudian dia mengambil wudhu. Selanjutnya shalat
dua rakaat (shalat hajat), setelah itu berdoa. Dia mengucapkan, “Ya Allah,
sesungguhnya saya datang dari negeri yang sangat jauh guna berjuang di jalan-Mu
dan mencari ridha-Mu. Saya bersaksi bahwasanya Engkau menghidupkan makhluk yang
mati dan membangkitkan manusia dari kuburnya, janganlah Engkau jadikan saya
berhutang budi terhadap seseorang pada hari ini. Pada hari ini saya memohon
kepada Engkau supaya membangkitkan keledaiku yang telah mati ini.” Maka,
keledai itu bangun seketika, lalu mengibaskan kedua telinganya.” (HR
Baihaqi; ia mengatakan, sanad cerita ini shahih)
“Ada seseorang
yang buta matanya menemui Nabi saw, lalu ia mengatakan, “Sesungguhnya saya
mendapatkan musibah pada mata saya, berdoalah kepada Allah (untuk)
kesembuhanku.” Maka Nabi saw bersabda, “Pergilah, lalu berwudhu, kemudian
shalatlah dua rakaat (shalat hajat). Setelah itu, berdoalah....” Dalam waktu
yang singkat, laki-laki itu terlihat kembali seperti ia tidak pernah buta
matanya.” Kemudian Rasulullah saw bersabda, “Jika kamu memiliki kebutuhan
(hajat), maka lakukanlah seperti itu (shalat hajat).” (HR
Tirmidzi)
Setiap
manusia memiliki kebutuhan dan keinginan,
bahkan bisa dikatakan keinginan tersebut selalu ada dan tidak terbatas. Dari
mulai keinginan yang dibutuhkan menyangkut dirinya sampai kepada keinginan yang
dibutuhkan menyangkut sebuah negara. Bagi yang beriman, segala kebutuhan,
cita-cita, harapan, dan keinginan tersebut, tidak serta merta selalu ditempuh
melalui jalan usaha secara praktis belaka. Akan tetapi, ia akan terlebih dahulu
mengadukannya kepada Allah SWT, sebab Dia adalah Dzat Yang Mahakaya, yang
memiliki langit, bumi, dan seluruh alam semesta, Dzat Yang tidak bakhil dalam
memberi kepada yang memohon dan meminta kepada-Nya. Oleh karena itu, Rasulullah
saw setiap kali menghadapi kesulitan beliau selalu mengadukannya kepada Allah
SWT melalui shalat. Mengadu dan memohon kepada Tuhan yang tidak pernah sekali
pun berada dalam lemah dan miskin. Kenapa? Karena shalat adalah jalan keluar
bagi mereka yang memiliki kesulitan dan kebutuhan, juga sebagai media dimana
seorang hamba mengadukan segala persoalan hidup yang dihadapinya.
Di dalam
Al-Qur`an, Allah SWT berfirman, “Dan mintalah pertolongan kepada Tuhanmu dengan
melaksanakan shalat dan dengan sikap sabar.” (QS Al-Baqarah
<2>: 45)
Shalat
hajat, ditetapkan atau disyariatkan yang secara khusus dikaitkan kepada ibadah
bagi yang sedang memiliki kebutuhan atau permasalahan. Dan tentunya, ini lebih
spesifik dibandingkan dengan shalat-shalat lain dan memiliki suatu keistimewaan
sendiri dari Allah dan Rasulullah saw.
Selain
itu, shalat hajat merupakan suatu cara paling tepat dalam mengadukan
permasalahan yang sedang dihadapi oleh seorang muslim. Shalat hajat merupakan
salah satu jenis shalat yang disyariatkan di dalam Islam. Dasar hukum shalat
hajat terdapat di dalam hadits Rasulullah saw. Para sahabat, ulama salaf, dan
para shalihin biasa melakukan shalat hajat, terutama ketika mereka memiliki
suatu kebutuhan, baik dalam situasi mendesak maupun dalam situasi biasa.
Dari
beberapa keterangan yang terdapat di kitab-kitab, baik ulama salaf maupun
khalaf (kontemporer), shalat ini telah banyak membuktikan keampuhan atau
terkabulnya seluruh permohonan dari kebutuhan yang mereka pinta kepada Allah.
Shalat hajat juga merupakan bagian dari keringanan dan rahmat dari Allah SWT
bagi hamba-Nya.
Pada
praktiknya shalat hajat ini sangat mudah dan bisa dilakukan pada siang hari
atau malam, tidak seperti pada shalat-shalat lainnya secara umum. Misalnya,
shalat dhuha hanya bisa dilakukan pada saat matahari terbit sampai datangnya
waktu zuhur, atau shalat tahajud yang hanya bisa dilakukan pada malam hari.
Sebagai pembuktian atas kebenaran sabda Rasulullah terhadap shalat hajat, tidak
terhitung banyaknya orang yang telah mendapatkan keajaiban dan terkabulnya
permintaan atau hajat mereka. Bahkan, ada yang mendapatkan keajaiban dengan
diturunkan malaikat kepadanya untuk membantu menyelesaikan masalah yang sedang
dihadapinya, sebagaimana yang terdapat di dalam bab “Bukti Dan Kisah Nyata
Orang-Orang Mendapatkan Keajaiban Shalat Hajat”
Keampuhan
doa hajat dan masa ke masa menampakkan eksistensi nyata di lapangan. Bahkan,
ritual ini telah pula dicontohkan Nabi saw pada masa beliau masih hidup dan
diikuti generasi berikutnya di zaman Khulafa Rasyidin.
Sesungguhnya
shalat hajat menjadi salah
satu solusi mewujudkan impian agar menjadi kenyataan. Shalat hajat juga
merupakan usaha batin yang dibenarkan oleh syariat tentang apa saja kebutuhan
penting manusia, agar cepat terlaksana. Sehingga, kesuksesan, kemudahan,
kekayaan, dan harapan positif lain bisa tercapai atas kehendak Allah SWT.
Selain
itu, Abdurrahman AI-Jaziri menyebut shalat sunah hajat sebagai shalat sunah
yang dianjurkan, bagi siapa saja yang berhasrat kuat dikabulkan hajatnya.
Shalat hajat dimaksudkan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan digunakan
sebagai sarana menyampaikan keinginan yang sangat penting kepada Allah.
Menurut
suatu riwayat, Nabi saw pernah didatangi Malaikat Jibril as untuk menyampaikan
wahyu terkait ajaran Islam. Di dalam penyampaian wahyu itu, Jibril berkata,
"Wahai Nabi Allah, bila Anda menghadapi persoalan keduniaan dan Anda
menginginkan sesuatu untuk keperluan dunia itu, lakukanlah ritual hajat dan
berdoalah agar Allah mengabulkannya dengan segera."
Sebagian
orang yang belum mendengar atau memahami shalat hajat, mungkin memiliki sedikit
keraguan. Namun, dengan membuktikannya sendiri, tentu itu adalah jawaban yang
paling tepat dan terbaik.
Shalat
dhuha
Dhuha
berarti terbit atau naiknya matahari. Oleh karena itu, sholat dhuha merupakan
sholat sunat yang dilakukan pada pagi hari ketika matahari mulai menampakan
sinarnya ssetinggi satu jengkal hingga menjelang dhuhur. Jumlah sholat sunat
dhuha minimal 2 rakaat. Abu Hurairah r.a meriwayatkan hadis,"Rasulullah
SAW berwasiat kepadaku mengenai tiga hal, yaitu pertama: menganjurkanku untuk
berpuasa sebanyak tiga hari pada setiap bulan. Kedua: menganjurkanku untuk melakukan
sholat dhuha 2 rakaat. Ketiga: menganjurkanku
untuk melakukan sholat witir sebelum tidur." (H.R Bukhari dan Muslim)
Ada
yang mengatakan bahwa shalat dhuha dilaksanakan sebanyak 2 rakaat hingga 8
rakaat. Namun demikian, ada juga yang nembolehkan hingga 12 rakaat. Aisyah r.a.
mengatakan," Rasulullah SAW masuk ke rumah saya lalu melakukan sholat
dhuha sebanyak 8 rakaat."(H.R Ibnu Hiban). Namun dalam hadits lain
disebutkan bahwa jumlah rakaatnya tidak terbatas, sebagaimana yang diriwayatkan
oleh Imam Muslim dari `Aisyah ra. Ia berkata: “Rasulullah saw shalat Dhuha
sebanyak empat rakaat lalu menambahnya seberapa yang dikehendakinya“.
Berdasarkan
tinjauan para ulama ada beberapa fadilah atau keutamaan melaksanakan sholat
dhuha,yaitu :
- Sholat dhuha merupakan ekspresi terima kasih kita pada
Allah SWT atas nikmat sehatnya setiap sendi di tubuh kita. Rasullullah Saw.
bersabda,"Pada setiap manusia diciptakan 360 sendi dan seharusnya
orang yang bersangkutan bersedekah untuk setiap sendinya. lalu para
sahabat bertanya: “Ya Rasulallah siapakah yang sanggup melakukannya?
Rasulallah menjelaskan: “membersihkan kotoran yang ada di masjid atau
menyingkirkan sesuatu (yang dapat mencelakakan) di jalan raya. Apabila
tidak mampu, sholat dhuha 2 rakaat dapat menggantikannya".(H.R Ahmad Bin
Hanbal dan Abu Daud)
- Sholat dhuha merupakan jalan pengharapan kita akan
rahmat dan nikmat Allah sepanjang hari yang akan kita lalui. Rasulallah
bersabda."Allah berfirman, “Wahai anak Adam jangan sekali-kali engkau
malas melakukan sholat 4 rakaat pada pagi hari niscaya nanti akan kucukupi
kebutuhanmu hingga sore hari”. (H.R Al-Hakim dan At-tabrani).
- Sholat dhuha merupakan pelindung kita untuk menangkal
siksa api neraka. Rasulullah bersabda, " Barang siapa melakukan
sholat fajar, kemudian ia tetap duduk di tempat sholatnya sambil berzikir
hingga matahari terbit dan melakukan sholat 2 rakaat, niscaya Allah SWT
akan mengharamkan api neraka menyentuh tubuhnya."(H.R Al-Baihaqi)
- Sholat dhuha merupakan jalan kita menuju surga.
Rasulallah bersabda, "Di dalam surga terdapat pintu yang bernama bab
ad-dhuha (pintu dhuha) dan pada hari kiamat nanti akan ada orang yang
memanggil, “dimana orang yang senantiasa mengerjakan sholat dhuha? ini
pintu kamu, masuklah dengan kasih sayag Allah”. (H.R At-tabrani).
sumber :
No comments:
Post a Comment