Tidak lama lagi, biro jodoh seperti yang ada di koran-koran atau
internet bakal kelihatan kuno. Ada cara yang lebih asyik untuk memilih
pasangan, yakni dengan tukar menukar kaos lalu dipilih berdasarkan bau
badan yang paling disuka.
Ajang pencarian jodoh yang disebut
dengan pheromone party atau pesta feromon ini sedang populer di Amerika
Serikat, khususnya New York dan Los Angeles. Dasarnya adalah bahwa tiap
manusia punya feromon, yakni semacam hormon yang memberi bau khas untuk
memikat pasangannya.
Menurut berbagai penelitian bau badan
manusia memiliki kode genetik tertentu yang bisa mengungkap kepribadian
seseorang. Sedangkan jika dikaitkan dengan keberadaan feromon, maka
kecocokan bau badan pada suatu pasangan bisa menunjukkan kemungkinan
bahwa keduanya berjodoh.
Teknis pelaksanaan biro jodoh ala bau
badan ini adalah sebagai berikut. Para peserta yang sudah mendaftar
diminta mengumpulkan T-shirt atau kaos yang sudah dipakai untuk tidur
semalaman, lalu dimasukkan ke dalam kantong plastik dan diberi nomor
untuk menyamarkan identitas.
Kaos-kaos yang terkumpul kemudian
diletakkan di atas sebuah meja, lalu para peserta bebas membuka kantong
plastik dan mencium-cium bau badan peserta lain yang menempel di kaos
yang dipilihnya. Jika sudah ketemu bau yang cocok, peserta diminta
menunjukkan nomor yang dipilih lalu fotografer akan mengambil gambarnya.
Identitas
pemilik nomor yang dipilih akan diumumkan setelah semua peserta memilih
kaos dengan bau badan yang paling disukai. Begitu semua peserta sudah
menentukan pilihan, identitas pemilik kaos segera diumumkan dan tahap
selanjutnya akan dikembalikan ke peserta apakah akan dilanjutkan ke
hubungan yang lebih serius atau tidak.
Salah seorang peserta,
Konstantin Bakhurin (25 tahun) mengaku ikut acara ini karena penasaran
saja. Laki-laki yang sedang kuliah pascasarjana jurusan ilmu saraf ini
mengaki tidak terlalu yakin bahwa bau badan bisa dipakai dalam
perjodohan, namun ia menilai konsep ini sangat unik.
"Saya pikir
ini semacam pseudoscience (seolah-olah ilmiah padahal belum tentu
demikian). Saya datang ke sini karena penasaran saja apa yang akan
terjadi," kata Bakhurin seperti dikutip dari NY Dailymail, Senin
(15/6/2012).
Selama tahap memilih kaos, Bakhurin mengaku punya
selera sendiri meski tidak tahu persis apa artinya semua itu. Yang jelas
ia sangat menghindari kaos yang bau bedak bayi atau detergen, tapi
lebih memilih kaos yang maunya ia gambarkan agak 'pedas' atau spicy.
Pesrta
lain yang tampaknya lebih serius memilih jodoh berdasarkan bau badan
adalah Judith Prays, seorang web developer yang tinggal di Atlanta. Ia
mengikuti acara tersebut karena putus asa setelah gagal terus dalam
menemukan pasangan yang tepat di berbagai situs biro jodoh.
Sumber : http://health.detik.com/read/2012/06/25/120007/1949924/763/kecocokan-bau-badan-jadi-pedoman-untuk-memilih-pasangan?l1101755hl

No comments:
Post a Comment